KULTUR
SEKOLAH
SMA
N 1 BANTUL dan SMA 17 BANTUL
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kultur Sekolah
Dosen Pengampu Prof. Dr. Farida Hanum, M.Si dan
Riana Nurhayati, M.Pd
Disusun oleh :
Windy Widya Pangestika 13110244019
Kelas : Kebijakan Pendidikan / IV A
PROGRAM
STUDI KEBIJAKAN PENDIDIKAN
JURUSAN
FILSAFAT DAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PELAKSANAAN OBSERVASI
A.
LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI
1.
Lokasi Observasi
Lokasi : SMA
NEGERI 1 BANTUL
Alamat : Jalan Wahid Hasyim, Bantul. Telp (0274)
367547.
2.
Pelaksanaan Observasi
Pukul : 1) 09.00 – 12.00
2) 10.30 – 12.30
Hari : Rabu, dan Senin
Tanggal : 28 April 2015, dan 1 Mei 2015
B.
SUBJEK OBSERVASI
Subjek
Observasi : Guru, Karyawan, serta Siswa
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam
mengumpulkan data kami melakukan :
1. Wawancara
Dengan melakukan
wawancara gurua mendapatkan info yang lebih mendetai dengan mewawancarai Guru,
Karyawan, serta siswa
2. Observasi
Kami
mengamati aktivitas atau kegiatan- kegitan apa sajakah yang dilakukan oleh
sekolah baik kebiasaan baik dan buruk, serta mengamati keadaan lingkungan sekolah yaitu meliputi bentuk
fisik sekolah.
3. Dokumentasi
Kami
mengambil gambar dari setiap artefak SMA N 1 BANTUL
BAB II
HASIL OBSERVASI
A.
HASIL WAWANCARA
1.
Rasio siswa 630
siswa
2.
Sistem
Pengajaran Siswa
Guru-
guru di SMA Negeri 1 Bantul memiliki keragaman metode untuk mengajar
siswa-siswinya. Mayoritas guru-guru menggunakan metode diskusi kelompok agar
memudahkan para siswanya untuk belajar.
Ketika
Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) mayoritas guru
menerapkan sistem 2 sesi waktu serta membuat beberapa kode soal agar tidak sama
dengan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi para siswa mencontek dan
siswa diminta untuk jujur. Siswa duduk secara individual. Apabila siswa ketahuan
menyontek dan membawa handphone, maka
penjaga ulangan siswa di minta untuk keluar ruangan untuk mengerjakannya
sendiri di ruang isolasi yang telah disediakan serta di bimbing oleh pengawas
yang berbeda serta handphone siswa di
sita selama tiga bulan.
3.
Program Club
Mata Pelajaran
Club
ini bertujuan untuk menyalurkan bakat-bakat yang dimiliki oleh siswa. Club mapel
ini berlaku untuk semua siswa. Di setiap jurusan diselenggarakan program ini.
Apabila siswa terlihat memiliki potensi prestasi di bidangnya, maka siswa
tersebut akan mendaftar dan terpilih untuk mengikuti olimpiade. Karena di SMA
ini sangat menjunjung tinggi nilai prestasi siswa.
4.
Tim Tata Tertib
Tim
ini dibentuk untuk membantu menertibkan siswa, guru, karyawan. Apabila terdapat
warga sekolah yang terlambat untuk masuk sekolah pukul 07.00. Apabila siswa
terlambat maka siswa tersebut menunggu satu mata pelajaran, kemudian siswa
tersebut meminta tugas kepada guru mata pelajaran yang sedang berlangsung.
Sedangkan, sanksi yang diberikan untuk guru dan karyawan yang telat yaitu
menghadap kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Kemudian kepala sekolah
mencari tahu alasan kenapa telat dan memberikan pengarahan untuk tidak
melakukan keterlambatan kembali. Namun presentasi keterlambatan guru atau
karyawan kecil. Biasanya hal ini terjadi karena salah satu keluarganya sakit
atau alasan yang bersifat mendadak bersangkutan dengan keluarganya.
Peraturan seragam sekolah setiap hari memakai
sepatu hitam dan baju berlengan panjang serta memakai ikat pinggang berwarna
hitam polos. Untuk siswa puteri wajib memakai jilbab segi empat tidak boleh
yang langsungan. Peraturan pakaian guru puteri diwajibkan memakai jilbab yang
berbahan tebal (bukan berbahan tissue atau paris). Guru nonmuslim harus memakai
rok di bawah lutut dan lengan baju setengah lengan dan harus rapi. Untuk Guru
putera, pakaian harus rapid an sesuai dengan ketentuan yanbg ada disekolah
tersebut.
5.
Nilai- nilai kebersihan
SMA Negeri I Bantul
mengikuti lomba sekolah sehat se DIY ajang ini dilakukan guna meningkatkan
kualitas dari SMA ini tersendiri, SMA Negeri 1 Bantul sangat menjunjung tinggi
nilai-nilai kebersihan terbukti dengan program-program yang dilakukan oleh
sekolah termasuk siswa guru dan karyawan membudayakan nilai-nilai kebersihan
dengan sadarnya.
Setiap siswa memiliku
kesadaran dan kepeduliaan terhadap kebersihan lingkungan sekolah seperti setiap
siswa dengan sadar membersihkan toilet sekolah, selain itu nilai-nilai
kebersihan lain ditunjukan dengan adanya tempat sampah di setiap kelas serta
adanya washtaple di setiap depan kelas serta kain lap di setiap kelas yang
terawatt dengan baik.
Selain itu ada beberapa
ruang kelas yang secara khusus mereka mencopot alas kaki saat masuk di dalam
kelas guna menjaga kebersihan kelas selain guru dan siswa untuk menunjang
nilai-nilai kebersihan dilakukan oleh karyawan seperti di sekolah ini terdapat
cleaning servis yang setia ikut menjaga kebersihan sekolah dengan secara rutin
membersihkan tempat-tempat yang ada di sekolah.
6. Nilai-
Nilai religi
a. Guru
agama selalu menanamkan nilai-nilai agama seperti untuk yang beragama islam
setiap siswa wajib menjalankan sholat duha sebelum masuk kelas.
b. Bagi
siswa yang beragama non muslim diberikan bimbingan rohani yang di berikan oleh
guru agama non muslim setiap mata pelajaran agama.
c. Setiap
hari jumat pagi siswa setiap pagi diberikan tadarus quran dan yang memimpin
ialah guru mata pelajaran jam pertama.
d. Untuk
siswa non muslim setiap jumat pagi ada kegiatan tersendiri seperti pencerahan
rohani.
e. Setiap
hari jumat siswa diwajibkan untuk mengikuti sholat jumat berjamaah di sekolah.
f. Setiap
mata pelajaran agama untuk siswa muslim diberlakukan kegiatan belajar mengajar
di masjid.
BAB
III
PENUTUP
A. REKOMENDASI
a. Diharapkan
warga sekolah untuk meningkatkan sikap humanisme.
b. Sebaiknya
Peletakan perpustakaan jangan diletakan di sebelah kantin karena tidak efektif
serta mengurangi minat baca siswa selain itu letak perpustakaan yang terlalu
jauh menyebabkan kesulitan bagi siswa yang ingin berkunjung pada saat jam
istirahat.
c. Kultur
positif yang sudah tertanam di sekolah harus senantiasa ditingkatkan dan
dilestarikan, agar tidak luntur ke generasi selanjutnya.
BAB I
PELAKSANAAN OBSERVASI
A.
LOKASI DAN WAKTU OBSERVASI
1.
Lokasi Observasi
Lokasi : SMA
17 BANTUL
Alamat : Jalan
Kolonel Sugiyono, Ringinharjo, Bantul. Telp (0274) 367577
2.
Pelaksanaan Observasi
Pukul : 09.00 WIB – 12.00 WIB
Hari : Kamis,
Tanggal : 7 Mei 2015
B.
SUBJEK OBSRVASI
Subjek
Observasi : Kepala
Sekolah, Guru, Karyawan, serta Siswa
C.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam
mengumpulkan data kami melakukan :
1. Wawancara dengan Kepala
Sekolah, Guru, Karyawan, serta Siswa
2. Observasi
3. Dokumentasi
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. PROFIL SEKOLAH
Nama Sekolah :
SMA 17 BANTUL
Alamat : Ringinharjo . Bantul,
Yogyakarta 55712, Tlp. 367577.
Nama
Yayasan : Yayasan Pengembangan
Tujuh Belas
Status
Sekolah : B
VISI
Terwujudnya prestasi akademik, etika, estetika, raga
dan karya yang berkarakter kebangsaan berlandaskan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
MISI
a. Meningkatkan
kompetensi siswa untuk berprestasi.
b. Meningkatkan
kualitas manusia berakhlak mulia.
c. Meningkatkan
pelaksanaan program 9K 5S
9K (keamanan,
ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kerindangan, keseharan,
kenyamanan dan kesenangan).
5S ( senyum, salam,
Sapa, Sopan dan Santun)
d. meningkatkan
kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan untuk menuju SSN.
e. meningkatkan
keretifitas pembinaan siswa dalam bidang OR diantaranya atletik, untuk
meningkatkan prestasi dan meninggkatkan berkepribadian mantap.
f. mempertebal
kepercayaan untuk mencapai prestasi untuk membangun karakter bangsa.
B.
HASIL WAWANCARA
SMA
17 BANTUL berdiri sejak tahun 1989 alih fungsi dari SPG ( Sekolah Pendidikan
Guru ) 17 III Bantul, Disamakan.
Nama
Kepala Sekolah Drs. Suhana M. Hum
Jumlah
Guru serta Karyawan di SMA 17 BANTUL ada 20
Prestasi
di SMA 17 Bantul ada 2 yaitu:
1. Akademik
Mulai
2009 SMA 17 Bantul lulus UN 100%
2. Non
Akademik
ü Lomba
fotoselfi juara 1 tahun 2014.
ü Tinju
Juara 1 tingkat Provinsi dan Nasional.
Siswa yang sekolah di SMA 17 Bantul
adalah siswa-siswa yang terpinggirkan. Ekonomi yang berada di bawah rata-rata (
Kalangan tidak mampu ). Standar minat semangat sekolahnya rendah.
Kebanyakan dari siswa lebih memilih untuk
tidak melanjutkan keperguruan tinggi dikarenakan biaya pendidikan untuk masuk
keperguruan tinggi yang mahal. Sedangkan penghasilan orangtua dari kebanyakan
siswa tidak mencukupi untuk melanjutkan keperguruan tinggi. Siswa yang masuk ke
SMA 17 Bantul mayoritas tidak membayar biaya sekolah atau SPP dengan kata lain
mereka yang bersekolah ke SMA 17 Bantul mendapat bantuan dari pemerintah. Siswa
SMA 17 Bantul mayoritas dijemput agar berangkat sekolah. Hal ini karena
ketidakmampuan dari siswa. Hampir sebagian besar siswa apabila sakit sedikit
kemudian tidak berangkat ke sekolah. Semangat belajar siswa kurang, sehingga
beberapa trik harus dilakukan oleh pihak Sekolah. Misalnya guru BK di dampingi
oleh Waka Humas bapak Wagitno menjemput siswa agar berangkat ke sekolah.
B. NILAI-NILAI YANG DIBUDAYAKAN
1.
Kebersihan
Di
SMA 17 Bantul mulai merintis program adiwiyata ( Program Sekolah Lingkungan
Sehat ). Program ini digiatkan melalui pihak sekolah mencoba untuk mengajak
siswa menanam tanaman dipot didepan kelas masing-masing yang bertujuan untuk
menjadikan lingkungan yang bersih dan sejuk. Sekolah juga menerapkan “Saji
Sapo” (1jiwa 1pohon). Dikarenakan biaya yang belum memadai maka program
Adiwiyata belum dibentuk secara formal. Guna
mendukung program Adiwiyata, Siswa mengadakan jadwal kebersihan dikelas
atau diluar kelas. Dalam program ini Bapak/Ibu Guru serta OSIS mengawasi
berjalannya kegiatan jadwal kebersihan.
2.
Kedisiplinan
Mengetahui
tata tertib yang harus diterapkan apabila tata tertib tersebut dilanggar maka
akan mendapatkan sanksi kepada siswa sesuai dengan siswa yang melanggar tata
tertib tersebut.
Kultur
yang diterapkan di SMA 17 Bantul yaitu :
1. Siswa harus tertib dan Disiplin.
Siswa harus mentaati peraturan dan tata tertib yang telah disusun oleh
sekolah. Apabila melanggar siswa mendapatkan sanksi. Sanksi ini berupa
pemberian tugas. Misalnya sebelum pukul 07.00 siswa sudah harus sampai
disekolah.
2.
Sebelum
masuk sekolah siswa berjabat tangan dengan para guru di pintu masuk sekolah.
3.
Kultur
Disiplin Guru.
Kultur yang diterapkan oleh sekolah tak hanya untuk para siswa saja.
Namun diberlakukan untuk guru, yaitu Kultur Disiplin Guru. Guru adalah Suri
Tauladan siswa, maka sebelum siswa datang di sekolah maka guru sebelumnya sudah
berada di sekolah untuk menyambut kedatangan para siswa.
4.
Kultur
Pendidikan Karakter
Sebelum pelajaran dilaksanakan, siswa wajib membaca empat surat pendek (
AL- Fatihah, An-Nas, Al-Falaq, serta Al-Iklhas ) dan doa sebelum belajar.
5.
Kultur
Semangat, Motivasi, serta Kerjasama
Kultur ini di terapkan untuk para guru serta karyawan di SMA 17 Bantul.
Kultur Semangat, Motivasi serta Kerja sama ini menjadi fondasi untuk membangun
pendidikan yang baik untuk SMA 17 Bantul. Tanpa adanya semangat, motivasi serta
kerjasama membangun pendidikan akan sia-sia.
Motovasi, kerjasama dan
semangat kepala sekolah dengan guru sangat dinomor satukan. Contohnya, setiap
hari senin kepala sekolah dan guru setelah selesai upacara selalu melakukan
breaffing
untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan sekolah. hal- nhal yang dilakukan adalah memotivasi,
bekerjasama, dan saling menyemangati untuk membentuk sekolah yang lebih baik
lagi. tenaga kependidikan di SMA 17 Bantul semuanya sudah S1, 2 orang yang S2
dan sebelihnya S1 tetapi ada sebagian S1 yang belum PNS.
Kompetensi yang digiatkan oleh sekolah yaitu
1)
kompetensi
akademik
2)
kompetensi
non akademik
Cara mennggiatkan kompetensi siswa yaitu dengan pendidikan
intrakulikuler; berupa hasil tes ( Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester,
Ulangan Akhir Semester, serta Ujian Nasional ), dan pendidikan ekstrakulikuler;
berupa olahraga dan sebagainya.
3.
Prestasi
1)
Bidang
Olahraga
SMA 17 Bantul tiga tahun berturut-turut meraih juara satu bidang Tinju
Hal ini di dukung oleh sekolah dengan memberikan fasilitas layanan
ekstrakurikuler. Siswa yang berminat Olahraga tinju dikirim ke Sasana untuk
dibimbing langsung oleh anggota TNI . Untuk olahraga lainnya guru olahraga yang
membimbing sisiwa hingga mengikuti event kejuaraan. Apresiasi yang diberikan
pihak sekolah terhadap siswa yang berprestasi dengan memberikan penghargaan.
SMA 17 Bantul menerapkan home visit guna mendorong siswa untuk selalu
berprestasi, baik akademis maupun non akademis. Home visit ini dilakukan oleh
guru BK serta WAKA Humas SMA 17 Bantul.
2)
Bidang
Non Akademis
Salah satu siswa SMA 17 Bantul meraih juara pertama Foto SELFI Tingkat
SMA dalam rangka Kompetensi Kincir Angin Indonesia Tahun 2014.
4. Kultur untuk Guru/Karyawan SMA 17
Bantul
Upaya
yang dilakukan oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan
yaitu dengan menerapkan kerjasama secara sinergi sehingga timbul rasa saling
mendukung. Guru baik Sertifikasi atau belum Sertifikasi di SMA 17 Bantul
memiliki tuntutan tugas yang sama ( jiwa maupun dinas) yaitu guru adalah tugas
mulia.
Pada
saat ujian UN para siswa djemput oleh guru X dirumahnya untuk mengikuti Ujian
yang akan berlangsung. setiap jam 4subuh guru X ini sudah mengirimkan pesan
kepada anak didiknya untuk memantau apakah anak tersebut sudah bangun atau
belum, bahkan guru X itupun menelpon anak didiknya agar anak didiknya itu
kesiangan atau terlambat datang sekolah untuk mengikuti ujian.
setiap
hari terdapat guru piket untuk mengatasi siswa yang terlambat serta mengontrol
siswa yang tidak berangkat.
5.
Kedisiplinan
SMA
17 Bantul menerapkan jam masuk dan pulang sekolah. Untuk mengawasi kedisiplinan
siswa di sekolah ini menerapkan sistem guru piket sehingga mengawasi kegiatan
siswa selama di lingkungan sekolah. Apabila terdapat siswa yang keluar pada jam
pelajaran maja diwajibkan untuk izin dengan alasan jelas.
Sekolah
juga membuat tata tertib yang haru ditaati oleh siswa. Apabila siswa melanggar
tatatertib yang telah dibuat oleh sekolah maka siswa akan mendapat sanksi
sesuai dengan kesalahan yang dilakukan dan sanksi ini bersifat mendidik. Sanksi
ini biasanya berupa tugas mata pelajaran. Kedisiplinan ini juga
diintegralisasikan dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan
memperoleh pendidikan Agama Islam siswa mendapatkan pendidikan akhlak mulia.
Usaha-usaha
yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan serta meningkatkan kedisiplinan siswa
dengan dibentuknya SOP. Setelah dibentuknya SOP kemudian disosialisasikan
kepada siswa, orangtua siswa, komite sekolah. Usaha yang kedua yaitu dengan
diterapkannya kedatangan guru lebih awal dibandingkan siswanya.
6.
Religi
di
SMA 17 BANTUL untuk meciptakan kultur religi dikalangan siswa dan gurunya itu
sudah tertanam di SMA 17. Pasalnya saat waktu azan zuhur tiba para siswa
melakukan solat secara mandiri tanpa diperintah oleh gurunya, para siswa
memiliki jiwa kemandirian didalam dirinya. siswa SMA 17 Bantul memiliki sikap
yang ramah kepada orang yang lebih tua (senior). Mereka memiliki sopan santun
yang tinggi, mereka juga tidak malu untuk berbicara duluan kepada seniornya.
Hal
ini didukung dengan ahlaq mulia melalui dengan adanya pendidikan ahlaq mulia
dari sekolah yang terintergrasikan dari mata pelajaran pendidikan agama.
BAB
III
PENUTUP
A.
REKOMENDASI
a.
Strategi
pemasaran sekolah lebih di tingkatkan guna mendapatkan siswa yang lebih
berstandar dan lebih banyak. dengan cara mengadakan even-even seperti lomba
olah raga sekabupaten. guna memberikan ketertarikan kepada peserta didik baru.
b.
melakukan
kerjasama dengan SMP-SMP di kabupaten Bantul untuk mendapakan peserta didik
baru.
c.
memperbaik
citra sekolah dengan strategi yang dapat menaikan prestasi sekolah.
d.
melakukan
promosi dengan cara melakukan promosi di berbagai media social misalnya
website, facebook,twitter, brosur, spanduk-spanduk dijalan dll.
e.
mengecat
ulang layouting gedung sekolah agar terlihat lebih menarik.
f.
menata
ulang posisi ruangan agar terlihat lebih rapi.
g.
menambah
tanaman untuk sekolah agar terlihat lebih rindang.
h.
Meningkatkan
kualitas sekolah secara keseluruhan termasuk kinerja kepala sekolah, guru,
serta karyawan.
i.
menambah
fasilitas kantin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar